Pesimis nilai rata-rata peserta UKG tahun ini dibawah standar- Mulai hari senin tertanggal 09 kemarin UKG (Ujian Kompetensi Guru) seluruh Indonesia telah mulai dilakukan ditempatkan dimasing-masing daerahnya tergantung dari fasilitas yang ada biasanya ditempatkan di SMA atau SMK yang memadai komputernya. Karena UKG tahun ini sudah menggunakan aplikasi komputer dengan jumlah soal tergantung dari mapel guru yang diajarkan di satuan pendidikan tempat mengajarnya.
Dengan diadakannya UKG tahun 2015 dengan maksud tujuan pemetaan kompetensi dan profesional guru sesuai bidang dan mapel yang diajarkannya di sekolah yang dilaksanakan oleh semua guru kepala sekolah dan pengawas seluruh Indonesia yang telah memenuhi syarat. Sesuai data yang ada yang telah memenuhi syarat adalah sebanyak 3.015.315 orang seluruh Indonesia, lumayan banyak itu sahabat bloggers. Ternyata jumlah tersebut adalah termasuk guru baik PNS ataupu non PNS dan sertifikasi maupun non sertifikasi namun sebenarnya untuk honorer sebenarnya masih banyak yang belum masuk didalam kuota daftar ini dikarenakan oleh beberapa syarat seperti waktu honornya belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Namun rasa pesimis ini tidak mampu diteguk oleh pemerintah, setelah kami adakan Quesioner ke beberapa peserta UKG dengan populasi antar kabupaten ternyata hasil dari jawaban soal yang benar diperoleh rata-rata dibawah dari 50%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tenaga pendidik/ guru kita masih rendah pengetahuannya padahal pemerintah telah mendesain sedemikian rupa soal-soal UKG tersebut sebagaimana ada kaitan dengan apa yang diajarkan di tempat tugas mengajarnya masing-masing. Maka dapat pula disimpulkan bahwa guru masih sangat perlu didik sebagaimana anak didikannya didik Olehnya, dengan cara guru harus belajar teknologi contohnya Computer sebagai penopang ilmunya didalam mengajar disekolahnya masing-masing. Karena dengan bantuan computer dan Internet guru dapat memacu wawasannya dengan mencari dan selalu mencari informasi sehingga semakin hari guru/ pendidik kita akan tercipta pendidik yang berkualitas tinggi.
Namun UKG ini terdapat ganjaran juga, setelah diwawancarai secara sepihak kepada beberapa guru/ pendidik, ternyata ini bukan hal yang aneh jika nilai tidak maximum atau tidak sesuai standar karena pertanyaan yang ada dalam soal UKG tersebut terkadang memang tidak diajarkan dikelasnya karena mata pelajaran lain bisa saja diajarkan oleh guru lain namun soal mata pelajaran tersebut ada pada tesnya tersebut.
Semoga ada cara bijak untuk membangun guru-guru/ pendidik kita agar terciptanya guru profesional bukan hanya sekedar karena berbekal sertifikat sertfikasi dan dikasih tunjangan sertifikasi oleh pemerintah namun kualitas dan kuantitas yang minim. Namun diharapkan guru/ pendidik wajib meningkatkan kualitas dirinya sehingga bisa memajukan bangsa dan negara kesatuan Rebuplik Indonesia khususnya pendidikan terhadap anak cucu kita. Salam guru dan salam pahlawan tanpa tanda jasa.
Semoga ada cara bijak untuk membangun guru-guru/ pendidik kita agar terciptanya guru profesional bukan hanya sekedar karena berbekal sertifikat sertfikasi dan dikasih tunjangan sertifikasi oleh pemerintah namun kualitas dan kuantitas yang minim. Namun diharapkan guru/ pendidik wajib meningkatkan kualitas dirinya sehingga bisa memajukan bangsa dan negara kesatuan Rebuplik Indonesia khususnya pendidikan terhadap anak cucu kita. Salam guru dan salam pahlawan tanpa tanda jasa.
0 comments:
Post a Comment